Oleh
Nama : Gian Ami Wijaya
NIM : 1102406055
Jakarta, Sinar Harapan
”Perlombaan motivasi belajar mandiri yang diselenggarakan bagi siswa SLTP terbuka ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar secara mandiri. Motivasi adalah modal dasar untuk kemajuan setiap orang dan satu bangsa,” demikian Mendiknas, Malik Fajar membuka Perlombaan Motivasi Belajar Mandiri Siswa SLTP terbuka, di Depdiknas, Rabu Malam (13/8).
Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, Hamid Muhammad menjelaskan bahwa proses belajar SLTP terbuka memiliki berbeda dengan yang umum. SLTP terbuka dapat menggunakan musolah dan rumah penduduk untuk belajar. Dengan buku modul dibimbing guru pamong, kegiatan belajar dapat dilakukan.
Guru bina dari sekolah induk hadir dua kali seminggu. SLTP terbuka ini biasanya memiliki paling banyak 20 murid dan sangat mengandalkan motivasi untuk belajar. ”Tanpa motivasi, SLTP ini tidak akan berjalan. Motivasi belajar adalah untuk maju dan melanjutkan sekolah,” jelasnya.
”Mereka didorong untuk mengembankan ketrampilan yang potensial di daerahnya, selain pendidikan seperti biasa di SLTP. Tapi tekanannya adalah produksi ketrampilan dan pemasarannya,” tegas Hamid Muhammad.
Jumlah SLTP terbuka sudah 2.800 unit di seluruh Indonesia. Batas usia sama dengan SLTP biasa, 11-18 tahun. Semenjak 2001 sudah disiapkan 1.000 SLTP yang dibantu block grant masing masing Rp 30 juta/sekolah setiap tahun, tidak termasuk modul. SLTP terbuka ini sudah berjalan semenjak tahun 1979. 93% lulusannya bekerja mandiri, sisanya 7% melanjutkan sekolah formal
SLTP terbuka ini adalah pengganti SLTP malam. Pelajarnya adalah dari golongan yang tidak mampu, sehingga tidak dipungut biaya. Semua cuma-cuma dari masuk, ulangan dan ujian SLTP-nya. Mereka mendapat ijazah standar dari SLTP induk. SLTP induk memberikan nomor induk siswa, rapor dan fasilitas ulangan umum termasuk ujian akhir, dan tempat kegiatan belajar (TKB) yang berjumlah 20 orang.
Beberapa LSM sudah terlibat mendirikan SLTP terbuka ini. Mendirikannya adalah dengan mendaftarkan SLTP ini ke sekolah induk baik negeri maupun swasta.
Guru pamong berasal dari tokoh masyarakat setempat, bertugas membimbing murid belajar. Kalau tidak mengerti akan dibantu oleh guru bina. Guru pamong digaji oleh pemerintah sekitar Rp 50 ribu/bulan.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Indrajati Sidi menegaskan bahwa SLTP terbuka ini merupakan sistim yang bagus dikala negara kekurangan dana. ” Membangun sekolah dengan murid hanya 10-20 orang justru akan rugi. Tapi dengan SLTP terbuka ini murid-murid tersbut bisa belajar. Kita tidak perlu bikin gedung permanen dan cukup di kaitkan dengan SLTP induk. TKB bisa di mana saj, demikian Indrajati Sidi.
Sumber :
www.sinarharapan.co.id/berita/0308/14/nas07.html - 21k
Rabu, 14 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar